Wayang adalah seni tradisional yang ada di Indonesia yang sangat popular , terutama di Pulau jawa dan Bali.Bentuk kesenian wayang ini berbentuk teater rakyat dan biasanya ceritanya bersumber dari cerita Mahabrata dan Ramayana. Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan Di Jawa Barat, selain dikenal wayang kulit, yang paling populer adalah wayang golek. Istilah golek dapat merujuk kepada dua makna, sebagai kata kerja kata golek bermakna 'mencari', sebagai kata benda golek bermakna boneka kayu.
Sebagaimana alur cerita pewayangan umumnya, dalam
pertunjukan wayang golek juga biasanya memiliki lakon-lakon baik galur maupun
carangan. Alur cerita dapat diambil dari cerita rakyat seperti penyebaran agama
Islam oleh Walangsungsang dan Rara Santang maupun dari epik yang bersumber dari
cerita Ramayana dan Mahabrata dengan menggunakan Bahasa
Sunda dengan iringan gamelan sunda (salendro), yang terdiri atas
dua buah saron, sebuah peking, sebuah selentem, satu perangkat
boning, satu perangkat boning rincik, satu perangkat kenong, sepasang goong (kempul
dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang
Indung dan tiga buah kulanter), gambang dan rebab.
Dalam pertunjukan wayang golek, lakon yang biasa dipertunjukan
adalah lakon carangan. Hanya kadang-kadang saja dipertunjukan lakon galur. Hal
ini seakan menjadi ukuran kepandaian para dalang menciptakan lakon carangan
yang bagus dan menarik. Pola pengadegan wayang golek adalah sebagai berikut;
Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending
jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara;
- Babak unjal, paseban, dan bebegalan
- Nagara sejen
- Patepah
- Perang gagal
- Panakawan/goro-goro
- Perang kembang
- Perang raket
- Tutug
Salah satu fungsi wayang dalam masyarakat adalah ngaruat (ruwat),
yaitu membersihkan dari kecelakaan (marabahaya). Beberapa orang yang diruwat
(sukerta), antara lain:
- Wunggal (anak tunggal)
- Nanggung Bugang (seorang adik yang kakaknya meninggal dunia)
- Suramba (empat orang putra)
- Surambi (empat orang putri)
- Pandawa (lima putra)
- Pandawi (lima putri)
- Talaga Tanggal Kausak (seorang putra dihapit putri)
- Samudra hapit sindang (seorang putri dihapit dua orang putra), dan sebagainya.
Jenis-jenis Wayang Golek
Ada tiga jenis wayang golek, yaitu: wayang golek cepak,
wayang golek purwa, dan wayang golek modern. Wayang golek papak (cepak)
terkenal di Cirebon dengan ceritera babad dan legenda serta menggunakan bahasa
Cirebon. Wayang golek purwa adalah wayang golek khusus membawakan cerita
Mahabharata dan Ramayana dengan pengantar bahasa Sunda sebagai. Sedangkan,
wayang golek modern seperti wayang purwa (ceritanya tentang Mahabarata dan
Ramayana, tetapi dalam pementasannya menggunakan listrik untuk membuat
trik-trik. Pembuatan trik-trik tersebut untuk menyesuaikan pertunjukan wayang
golek dengan kehidupan modern.
Golongan Utama Dalam Wayang Golek :
Bagaimana wayang golek itu divisualisasikan dalam bentuk
atau raut, secara garis besar dikelompokkan dalam empat golongan utama yaitu
1. Satria
Bentuk tubuh golek golongan satria ini menggambarkan
keluwesan, ketenangan dan kelemahlembutan, dengan tetap tidak menghilangkan unsur
kegagahan dan kecerdasannya. Golongan ini memiliki bentuk mata sipit, alis
tipis, dan hidung cenderung kecil dan tidak memiliki kumis. Tokohnya seperti
Rama, Samiaji, Nakula, Sadewa.
“Sri Rama beristerikan Dewi Shinta, setelah memenangkan
sayembara menarik Busur Pusaka Kerajaan Mantili (Mithiladiraja).”
2. Ponggawa
Golongan golek ini digambarkan sebagai tentara yang
ditampilkan dengan bentuk tubuh yang tegap, tegas, dengan mata besar, alis
tebal, berkumis, hidung mancung. Tokoh-tokohnya antara lain Gatotkaca, Bima,
Duryudana.
“Gatotkaca, salah seorang tokoh dari epos Mahabharata.
Dikenal dengan julukan otot kawat, tulang baja, daging besi.
Dia memiliki jiwa seni yang tinggi, pembuat arca,
patung-patung dari batu.”
3. Buta
Buta atau disebut juga raksasa memiliki bentuk tubuh tinggi
besar, mata melotot, alis tebal, hidung besar dan bertaring atas bawah. Tokoh
golongan ini yang terkenal adalah Rahwana.
“Prabu Rahwana, atau Prabu Dasamuka, adalah raja dari
Kerajaan Alengkadirja. Ia menculik istri Batara Rama, yaitu Dewi Sinta”
4. Panakawan
Golongan golek ini digambarkan sebagai tokoh yang kocak dan
jenaka. Banyak golek ciptaan baru yang digolongkan dalam golek panakawan.
“Cepot alias Sastrajingga Wataknya humoris, suka banyol
ngabodor. Kendati begitu, lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan
kritik.”
Kubu Pandawa terdiri dari lima tokoh, karena itulah sering
disebut Pandawa lima. Para Pandawa itu adalah :
1. Yudistira
Atau Puntadewa adalah raja negara Amarta atau Indrapasta.
Setelah perang Baratayuda, menjadi raja Astina yang bergelar Prabu Kalimataya.
Sifatnya: jujur, sabar, hatinya suci, berbudi luhur, suka menolong sesama,
mencintai orang tua serta melindungi saudara-saudaranya.
2. Bima
Bima juga dikenal dengan nama Bratasena. Ia juga disebud
Bayu Suta karena dianggap sebagai putra dari Dewa Angin. Arti nama Bima adalah
setia pada satu sikap, tak pernah mendua dan tak suka berbasa-basi.
3. Arjuna
Arjuna adalah ksatria yang sakti mandraguna, kekasih para
Dewa. Ia adalah titisan Dewa Wisnu.
Ia dijuluki lelananging jagad, parasnya sangat tampan dan
tidak ada tandingannya. Sifatnya: Suka menolong sesama, gemar bertapa, cerdik
dan pandai, ahli dibidang kebudayaan dan kesenian dan berjiwa ksatria. Tetapi
ada kelemahan yang tidak boleh diteladani dan diterapkan pada jaman sekarang
yaitu beristri banyak.
4. Nakula
Adalah saudara kembar Sadewa. Nakula seorang ahli dalam
bidang Pertanian.
5. Sadewa
Ia dilahirkan kembar dengan Nakula. Setelah perang
Baratayuda, Sadewa menjadi raja dengan Nakula di Mandraka. Sadewa adalah ahli
dalam bidang peternakan.
Kurawa
Kurawa merupakan kelompok antagonis dalam cerita
Mahabharata. Jumlah mereka ada seratus, tetapi dua karakter utamanya adalah
Duryodana dan Dursasana.
1. Duryodana
Ia merupakan putra tertua di kelompok Kurawa. Duryodana
digambarkan sangat licik dan kejam. Meski berwatak jujur, ia mudah terpengaruh
hasutan karena kedunguannya serta terbiasa dimanja oleh orangtuanya.
2. Dursasana
Ia adalah salah seorang Kurawa yang cukup terkenal. Badannya
gagah, mulutnya lebar dan mempunyai sifat sombong, suka bertindak
sewenang-wenang, menggoda wanita dan senang menghina orang lain.
Ramayana
Cerita Ramayana adalah sebuah cerita kepahlawanan. Tokoh
utamanya, Rama, seorang pewaris tahta Kerajaan Kosala. Tetapi, ia lebih memilih
untuk hidup di hutan bersama istrinya, Sita dan adiknya, Laksamana. Ketika
tinggal di hutan, Rama harus menghadapi raksasa bernama Rahwana yang menculik
istrinya.
Fungsi Pertunjukan Wayang :
Dalam catatan sejarah kemunculan wayang golek semasa
Kerajaan Pajajaran, wayang golek berfungsi untuk upacara ritual yaitu untuk
ruwatan dan untuk hiburan.
Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan
rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat
lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material.
Wayang golek juga lazim dipentaskan dalam perayaan khusus
seperti khitanan, perkawinan, perayaan karawitan, hari-hari besar, dan
penyambutan tamu-tamu Negara.
Cara Membuat Wayang :
Bahan
1. Kayu
Jenis kayu lame dan albasia adalah yang terbaik karena jenis
ini ringan, mudah dibentuk atau dipahat serta tahan lama terhadap pengaruh
cuaca.
2. Pewarna
Pewarna yang digunakan adalah cat kayu yang berwarna cerah
dan mudah kering.
Bahan pewarna yang kini banyak digunakan adalah cat duko
(cat untuk mobil). Cat duko lebih menguntungkan dari segi penampilan golek
sebab warna golek menjadi lebih cerah. Selain itu, cat duko lebih mudah kering
dibandingkan cat kayu.
3. Tuding
Tuding digunakan sebagai pegangan dalang pada saat memainkan
golek, yaitu alat untuk menggerakkan bagian tangan golek dan untuk menancapkan
golek di atas alas gebok/dudukan golek. Tuding biasanya terbuat dari bambu.
5. Bahan untuk hiasan kepala dan pakaian
Biasanya terbuat dari bahan kain.
Proses Pembuatan
Wayang golek dibentuk dengan cara diraut dan diukir. Setelah
itu didempul. Sebelum diwarnai, diberi arsiran dulu untuk menentukan bagian
mana akan diberi warna apa. Sementara pada bagian hiasannya, dibuat dengan cara
dipulas.
Cara Memainkan
Pementasan wayang pada mulanya hanya dilakukan malam hari.
Hal ini berkaitan dengan sifat pementasan wayang yang menitikberatkan tampilan
bayangan pada kelir. Baru pada abad ke-16, pertunjukan diadakan pula pada siang
hari. Wayang yang dipertontonkan memiliki bentuk trimatra, berupa boneka kayu,
yang disebut golek.
Pertunjukan wayang golek biasanya di tempat terbuka dengan
memakai panggung yang ditinggikan (balandongan) sehingga penonton dapat melihat
satu arah dan berkonsentrasi pada pertunjukannya.
Pada abad ke-19 pementasan wayang golek mulai menggunakan
bahasa Sunda. Lakon-lakon wayang golek memiliki lakon galur dan carangan yang
semuanya bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabharata. Pembawa cerita yaitu
dalang, berperan sekaligus sebagai pemimpin pertunjukan sekaligus menyuarakan
antawacana, mengatur gamelan, lagu, dan lain-lain.
Khas Wayang Golek
Daya tarik wayang golek adalah bentuknya yang tidak monoton,
baik bagi konsumen (pembeli) maupun bagi pembuatnya. Wayang golek dirancang
sedemikian rupa untuk menarik konsumen dan bagus ketika dipajang di galeri.
Sementara pembuat wayang golek termotivasi untuk berkreasi misalnya mereka
bebas memberi warna pada berbagai karakter wayang golek yang mereka buat,
tentunya dengan persetujuan pemilik pabrik wayang golek di mana mereka bekerja.
Ini membuat pengrajin wayang golek bisa memnciptakan aneka tampilan wayang
golek, sehingga wayang golek ada yang terlihat antik, natural, maupun yang
berwarna emas.
Dikutip : Dari Berbagai Sumber
Dikutip : Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar